Lamongan punya legenda
di dunia sepak bola. Namanya, Choirul Huda. Posisinya penjaga gawang di Persela
Lamongan. Pengabdiannya, mulai 1999 hingga 2017.
Pengabdian C Huda diPersela totalitas tanpa batas. Dia berjuang sampai titik darah penghabisan.
Choirul Huda meninggal sebagai pahlawan Persela setelah berusaha menyelamatkan
gawangnya dari sergapan pemain Semen Padang di Liga 1 pada pertandingan Minggu,
16 Oktober di Stadion Surajaya Lamongan.
Choirul Huda, penjagagawang nomor 1 di Persela itu mengalami cedera berat setelah berbenturan dengan
rekan setimnya, Ramon Rodriguez. Huda tidak sadarkan diri dan nyawanya tidak
tertolong meski mendapatkan bantuan perawatan medis di RSUD dr Soegiri
Lamongan.
Penghormatan kepada
Huda tidak hanya ditunjukkan LA Mania dan Curva Boys, dua kelompok supporter pendukung
Persela. Juga, kelompok suporter dari klub – klub lain di Indonesia.
Ungkapan duka juga
disampaikan pemain dunia melalui sosial media. Mulai mantan gelandang Juventus
yang saat ini berseragam Manchester United, Paul Pogba dengan cuitan, RIP Choirul Huda. My prayers to you and your
family, di akun twitter miliknya, juga kiper utama Arsenal, Petr Cech. Dia mencuit
verry sad news from Indonesia R.I.P Choirul Huda. Juga kiper Barcelona, Ter
Stegen, dengan menulis A sad unlucky story for football. We lose goalkeeperChoirul Huda, aged 38 and played his career for Persela FC since 1999.
Saat Persela bermain
lagi di Stadion Surajaya Lamongan melawan Persib Bandung, Minggu, 22 Oktober,
belasan ribu suporter kembali memberikan
penghormatan kepada Choirul Huda.
Spanduk –
spanduk bertuliskan kebanggaan terhadap Huda tersebar di penjuru stadion. Ada
spanduk bertuliskan Selamat Jalan Capten One Man One Club, The Real Legend, Tribute to Choirul Huda, dan
Tersenyumlah di Atas Awan Kapten.
Ketika para pemain turun
minum, lagu Sampai Jumpa dari Endank Soekamti dinyanyikan. Lagu ini bagi suporter
melambangkan kesedihan akan kepergian Huda. Kaus kuning bertuliskan nama Huda
diterbangkan ke langit dengan balon - balon berwarna biru, warna kebesaran
Lamongan.
Ketika pertandingan usai, mereka
menyanyikan lagu anthem Persela Setia Bersamamu sambil
mengangkat syal. Sebagian suporter lainnya
menyalakan lilin dan lampu dari smartphone yang mereka bawa.
Sejumlah suporter juga menitikkan air mata. Mereka seperti terkenang
melihat perjuangan Huda semasa membela
tim kebanggaan warga Lamongan. Karena pengabdiannya, nomor punggung 1 dipatenkan
hanya untuk Huda. Kaus terakhir Huda yang dikenakan saat membela Persela hingga
meninggal dunia, disimpan bersama sarung tangannya.
Hudamerupakan penjaga gawang asli putra daerah Lamongan. Rumah saat masa kecilnya
di Jalan Ronggohadi, Kelurahan Tumenggungan, Lamongan. Rumahnya tersebut hanya
berjarak sekitar 150 meter dari LA Aslie, toko kaos polos di Lamongan yang
beralamat di Jalan Laras Liris 62 Lamongan. Rutenya, dari LA Aslie, berjalan ke
selatan hingga ada pertigaan, belok ke timur. Dari pertigaan tersebut, ada musala. Rumah Huda saat kecil hanya
selisih dua rumah dari musala tersebut. (*)
Pencarian Terkait Artikel Ini:
No comments:
Post a Comment