Legenda Persela Lamongan, Kaos Choirul Huda Dipatenkan | LA ASLIE Legenda Persela Lamongan, Kaos Choirul Huda Dipatenkan LA ASLIE: Legenda Persela Lamongan, Kaos Choirul Huda Dipatenkan

Monday, October 23, 2017

Legenda Persela Lamongan, Kaos Choirul Huda Dipatenkan



Choirul Huda semasa hidupnya
Penghormatan kepada Choirul Huda di Stadion Surajaya
Choirul Huda selalu dikenang rekan - rekannya di Persela
Spanduk yang dibentangkan Curva Boys untuk Choirul Huda
Koran di Jawa Pos Grup yang memberitakan Choirul Huda


Lamongan punya legenda di dunia sepak bola. Namanya, Choirul Huda. Posisinya penjaga gawang di Persela Lamongan. Pengabdiannya, mulai 1999 hingga 2017.
Pengabdian C Huda diPersela totalitas tanpa batas. Dia berjuang sampai titik darah penghabisan. Choirul Huda meninggal sebagai pahlawan Persela setelah berusaha menyelamatkan gawangnya dari sergapan pemain Semen Padang di Liga 1 pada pertandingan Minggu, 16 Oktober di Stadion Surajaya Lamongan. 

Choirul Huda, penjagagawang nomor 1 di Persela itu mengalami cedera berat setelah berbenturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodriguez. Huda tidak sadarkan diri dan nyawanya tidak tertolong meski mendapatkan bantuan perawatan medis di RSUD dr Soegiri Lamongan.
Penghormatan kepada Huda tidak hanya ditunjukkan LA Mania dan Curva Boys, dua kelompok supporter pendukung Persela. Juga, kelompok suporter dari klub – klub lain di Indonesia.
Ungkapan duka juga disampaikan pemain dunia melalui sosial media. Mulai mantan gelandang Juventus yang saat ini berseragam Manchester United, Paul Pogba dengan cuitan, RIP Choirul Huda. My prayers to you and your family, di akun twitter miliknya, juga kiper utama Arsenal, Petr Cech. Dia mencuit verry sad news from Indonesia R.I.P Choirul Huda. Juga kiper Barcelona, Ter Stegen, dengan menulis A sad unlucky story for football. We lose goalkeeperChoirul Huda, aged 38 and played his career for Persela FC since 1999.
Saat Persela bermain lagi di Stadion Surajaya Lamongan melawan Persib Bandung, Minggu, 22 Oktober, belasan ribu suporter  kembali memberikan penghormatan kepada Choirul Huda.
Spanduk – spanduk bertuliskan kebanggaan terhadap Huda tersebar di penjuru stadion. Ada spanduk bertuliskan Selamat Jalan Capten One Man One Club,  The Real Legend, Tribute to Choirul Huda, dan Tersenyumlah di Atas Awan Kapten.
Ketika para pemain turun minum, lagu Sampai Jumpa dari Endank Soekamti dinyanyikan. Lagu ini bagi suporter melambangkan kesedihan akan kepergian Huda. Kaus kuning bertuliskan nama Huda diterbangkan ke langit dengan balon - balon berwarna biru, warna kebesaran Lamongan.
Ketika pertandingan usai, mereka menyanyikan lagu anthem Persela Setia Bersamamu sambil mengangkat syal.  Sebagian suporter lainnya menyalakan lilin dan lampu dari smartphone yang mereka bawa.
Sejumlah suporter  juga menitikkan air mata. Mereka seperti terkenang melihat perjuangan  Huda semasa membela tim kebanggaan warga Lamongan. Karena pengabdiannya, nomor punggung 1 dipatenkan hanya untuk Huda. Kaus terakhir Huda yang dikenakan saat membela Persela hingga meninggal dunia, disimpan bersama sarung tangannya.
Hudamerupakan penjaga gawang asli putra daerah Lamongan. Rumah saat masa kecilnya di Jalan Ronggohadi, Kelurahan Tumenggungan, Lamongan. Rumahnya tersebut hanya berjarak sekitar 150 meter dari LA Aslie, toko kaos polos di Lamongan yang beralamat di Jalan Laras Liris 62 Lamongan. Rutenya, dari LA Aslie, berjalan ke selatan hingga ada pertigaan, belok ke timur. Dari pertigaan tersebut,  ada musala. Rumah Huda saat kecil hanya selisih dua rumah dari musala tersebut. (*)

No comments:

Post a Comment