



Musim penghujan, ada yang bergembira dan bersedih. Salah satu alasan bergembira, petani dapat memulai menanam di lahan yang sebelumnya kering. Warga di pelosok yang kesulitan mendapatkan air bersih, bisa melakukan tadah hujan dengan wadah tertentu. Bersedih, bila hujan turun tiada henti. Sebab, akibatnya bisa ditebak, terjadi banjir. Seperti yang akhir – akhir ini terjadi.
Hujan deras di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta misalnya, mengakibatkan banjir di sejumlah tempat. Termasuk SMK 1 Tanjungsari. Bahkan wisata menyusuri gua dan sungai di Gunung Kidul, Yogyakarta dikabarkan ditutup dulu karena luapan air sungai bawah yang dianggap membahayakan bagi pengunjung wisata tersebut. Mudah - mudahan Jogja hari ini kembali normal. Sehingga aktivitas wisata di Jogja tetap menggeliat.
Sebab, hujan juga mengakibatkan aktivitas kerja seseorang terganggu. Bagi pegawai atau karyawan yang suka naik motor, cipratan air bisa membasahi celana atau baju kerja. Bagi sebagian tukang sablon, khususnya yang masih standart biasa dengan peralatan sangat sederhana, hujan juga mengganggu aktivitas mereka.
Sebab, dalam sablon ada yang namanya proses stensil atau afdruk film. Ini merupakan proses memindahkan desain gambar yang tercetak melalui kertas atau kalkir ke screen. Bagi pelaku sablon yang sudah berkembang, penyinaran screen dapat menggunakan dua lampu neon dengan kapasitas sekitar 20 watt. Bagi tukang sablon yang masih sangat manual, bisa memanfaatkan sinar matahari selama 10 – 15 detik. Jika hujan, maka proses itu tidak dapat dilakukan.
Saat selesai membasahi screen dan menyemprot dengan air bersih untuk menghasilkan bentuk gambar atau desain yang hendak disablon, screen juga perlu dikeringkan. Bagi tukang sablon yang sudah berkembang, cara pengeringan bisa dilakukan dengan memanfaatkan kipas angin atau hair dryer. Namun, bagi tukang sablon yang sangat sederhana, mereka bakal memanfaatkan sinar matahari. Cara ini lebih irit karena tidak menggunakan listrik.
Ketika proses cetak dari tinta sablon atau cat sablon ke kain, juga ada yang masih membutuhkan sinar matahari. Inti dari mencetak dalam dunia sablon kaos, memindahkan tinta ke media yang diinginkan melalui screen.
Jenis kaos bermacam – macam. Ada PE, hyget, TC, katun kardet, katun combed dan lain – lain. Umumnya, tukang sablon memilih katun combed. Kain yang menempel di tripleks dengan balutan lem, bisa berupa masih kerangka untuk badan depan atau belakang. Jadi bentuknya potongan, belum dijahit. Namun, bisa juga bentuknya sudah berupa kaos polos. Seiring munculnya tukang sablon – tukang sablon baru, pemilik toko kaos polos juga ikut mengais rejeki. Di Lamongan misalnya. Ada beberapa toko kaos polos yang menyediakan media untuk penyablonan tersebut. Salah satunya, toko kaos polos Lamongan di Jalan Laras – Liris 62. Toko kaos polos Lamongan ini juga dikenal sebagai toko distro LA Asli. Sejumlah tukang sablon Lamongan pernah datang ke toko kaos polos Lamongan tersebut. Salah satunya sablon Mantup Ekspress. Toko kaos polos Lamongan ini cukup mudah dicari melalui searching di internet. Tinggal menggunakan kata kunci toko kaos polos Lamongan, maka bakal muncul lengkap dengan alamatnya 62, Jalan Laras – Liris Lamongan, Kelurahan Tumenggungan, Lamongan.
Nah, setelah kaos sebagai media untuk disablon siap, maka tinta sablon atau cat sablon yang bakal digunakan juga harus diteliti. Jangan sampai tinta sablon atau cat sablon tiba – tiba habis. Pelajari juga karakter dari tinta sablon atau cat sablon yang digunakan. Khususnya kecepatan tinta sablon atau cat sablon mengering yang bisa beresiko membuntu screen dan menghambat proses menyablon. Jika screen buntu, maka perlu dibersihkan lagi. Jika tidak, maka hasil cetak bisa tidak sesuai keinginan.
Gesut dalam menyablon juga disesuaikan tinta sablon atau cat sablonnya. Ada tinta sablon atau cat sablon yang prosesnya hanya dua kali gesut sudah bagus warnanya yang muncul. Namun, ada juga tinta sablon atau cat sablon yang membutuhkan tiga kali gesutan baru maksimal hasilnya.
Dalam proses sablon yang blok – blokan biasanya tidak membutuhkan waktu lama. Gesutannya hanya untuk satu atau tiga warna saja pada umumnya. Proses lebih lama bila menggunakan teknik yang lebih rumit seperti sparasi atau cabut warna. Misalnya, menyablon kereta api seperti gambar yang ada dalam poster atau layar film Murder on The Orient Express. Gambar kereta api dalam Murder on The Orient Express ada tingkat kesulitannya dalam menyablon. Atau misalnya gambar Agnez Mo dengan penghargaan yang baru diraihnya Mnet Asian Music Awards (MAMA 2017). Gambar wajah juga bisa disablon secara manual, meskipun juga ada yang memanfaatkan digital printing.
Setelah gesutan untuk warna tertentu selesai, maka dibutuhkan proses pengeringan tinta sablon atau cat sablon. Bagi tukang sablon yang sudah berkembang, mereka biasanya memanfaatkan kipas angin atau blower. Sedangkan bagi tukang sablon manual sangat sederhana, pilihannya melalui proses alami, dijemur, dibiarkan angin – anginan beberapa menit.
Umumnya, tukang sablon memegang tinta sablon atau cat sablon yang sudah menempel di kaos dalam bentuk gambar atau desain untuk menentukan apakah gesutan berikutnya bisa dilakukan. Kebiasaan menyablon bakal mendukung kepekaan terhadap waktu keringnya tinta sablon atau cat sablon di kaos.
Dalam menyablon, juga ada istilah curing. Untuk tinta sablon atau cat sablon jenis plastisol misalnya. Dibutuhkan proses pemanasan dalam temperatur yang sangat panas, 100 derajat celcius lebih. Tentu ada mesin curing sendiri, seperti flash heater.
Sedangkan kaos bertinta sablon atau cat sablon rubber, menggunakan mesin hot press yang temperaturnya juga bisa diatur. Bagaimana dengan tukang sablon manual sangat sederhana? Cukup disetrika.
Jika dalam artikel - artikel sebelumnya seperti tentang kaos Bonek Lamongan, kaos Choirul Huda mengambil fotonya dari media sosial dan dunia maya (foto milik penghuni dunia maya alias internet), maka foto - foto di artikel ini merupakan produksi dari LA Asli. (*)



No comments:
Post a Comment