
Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, mengembuskan nafas
terakhir setelah berusaha menyelamatkan gawangnya dari serangan Semen Padang
pada laga di Stadion Surajaya Lamongan, 15 Oktober lalu. Berbagai kegiatan
dilakukan insane sepak bola di tanah air untuk mengenang pengabdian Huda selama
di Persela.
Genap sebulan, laga bertajuk Tribute to Choirul Huda digelar
di Stadion Surajaya Lamongan. Samsul Arif Munip dkk dipertemukan timnas All
Stars. Bintang – bintang timnas yang datang itu mulai Si Kurus, julukan
Kurniawan Dwi Julianto, gelandang Punaryo Astaman, pemain yang dibesarkan di
Persebaya Surabaya, Andik Virmansyah, penjaga gawang Persija Jakarta Andrytani,
striker Boaz Salossa. Pelatihnya, the Big Man, Jacksen F Tiago. Dia adalah
pelatih yang mengajak Huda bergabung di timnas PSSI. Bahkan, saat pertandingan,
mantan pencetak gol terbaik di Asia, Widodo C Putro ikut merumput.
Sementara Persela juga diperkuat mantan stopper terbaiknya,
Fabiano Rossa Belltrame. Juga ada Marcel Sacramento. Dia adalah pemain yang
terlibat duel dengan Ramon dan Huda di area kotak penalti Persela saat melawan
Semen Padang.
Laga Tribute to Choirul Huda yang juga laga amal ini benar –
benar membuat pendukung Persela tak mau kehilangan momen. Tiketnya habis hanya
dalam sehari penjualan, dua hari sebelum laga digelar. Kaos kaos tentang Huda
diburu. Baik kaos bertuliskan Huda saja, atau bergambar Huda. Para pendukung
ingin memberikan penghormatan terbaik kepada legenda Persela tersebut.
Stadion Surajaya Lamongan yang hanya berkapasitas sekitar 14
ribu penonton, full. Semuanya bersemangat memberikan penghormatan kepada kapten
Persela itu. Sebelum laga, banner buesar bergambar Huda dibawa ke tengah
lapangan. Samsul Arif akhirnya menciptakan gol kemenangan bagi Persela di laga
tersebut.
Ketika peluit panjang tanda laga usai, flare-flare di tribun
utara dinyalakan. Suasananya tidak kalah dengan aksi kelompok supporter Ultras –
ultras international. Bendera-bendera kebesaran juga dikibarkan. Sebagian supporter
kemudian turun ke lapangan. Mereka ikut berbaur memberikan penghormatan lagi
dengan mendekati banner buesar di tengah lapangan.
Kini, 40 hari meninggalnya Huda tinggal hitungan hari.
Sebagian pendukung juga masih mencari aksesori terkait Huda. Di media social,
masih ada banyak yang menanyakan kaos – kaos Huda. Baik itu kaos bertuliskan
Huda, Legend of Persela, atau Choirul Huda, One Man One Club One Love, atau Tributeto Choirul Huda Persela Legend, The Legend PRSLMG 1967, The Legend of Persela
Lamongan, Kesetiaan Itu Bernama Choirul Huda.
Sebagian besar kaos – kaos yang dipakai supporter saat ke
Stadion Surajaya Lamongan berbahan katun combed. Ada beberapa cara menyablon
kaos – kaos tersebut. Ada yang membeli kain lembaran dulu, lalu kainnya
dipotong dan disablon. Setelah itu baru dijahit. Namun, ada juga yang langsung beli
kaos dalam bentuk kaos polos lalu disablon. Sebab, mencari kaos polos diLamongan saat ini cukup mudah. Bahkan, di dekat tempat tinggal masa kecil Huda
juga ada toko kaos polos. Nama distronya LA Aslie. Lokasinya Jalan Laras Liris
62, kelurahan Tumenggungan, Lamongan Kota. Jika rumah kecil Huda di belakang
Balai Kelurahan Tumenggungan, maka toko kaos polos Lamongan itu utaranya Balai Kelurahan
Tumenggungan. Jaraknya sekitar 100 meter. Foto – foto kaos Huda yang diupload
di blog ini diambilkan dari foto – foto yang beredar di media social. Sedangkan
foto kondisi Stadion Surajaya dipotret dari atas tribun utama stadion
kebanggaan warga Kota Lamongan ini. (*)
No comments:
Post a Comment