
Pertandingan Tribute To ChoirulHuda sudah digelar 15 November lalu di Stadion Surajaya Lamongan. Laga untuk
penghormatan kepada sang legenda Persela, penjaga gawang Choirul Huda, itu
dibanjiri LA Mania dan Curva Boys. Mereka berbondong – bondong ke Surajaya
Lamongan untuk menjadi bagian dalam mengenang perjuangan Choirul Huda selama
membela Persela, hingga meninggal dunia saat berseragam Persela melawan SemenPadang.
Pencarian Terkait Artikel Ini:
Meski Tribute to Choirul Huda sudah selesai digelar, bukan berarti penghormatan terhadap Huda berakhir. Masih ada laga lainnya untuk mengenang kiper yang beberapa kali menyandang ban kapten Persela tersebut. Kali ini, PSSI ingin menggelar laga untuk mendedikasikankepada Choirul Huda. Dilansir dari sejumlah media online, rencananya timnas PSSI bakal menghadapi Guyana. Laga di Stadion Patriot Bekasi Sabtu, 25 November nanti, bakal didedikasikan untuk Choirul Huda. Bahkan, PSSI berencana melelangjersey kiper timnas dengan nomor punggung 1 dan bertuliskan Huda. Kaos Huda itu juga bertanda tangan sejumlah pemain timnas dan legenda timnas.
Jika itu terealisasi, maka kaos
bertuliskan Huda bakal bertambah banyak. Sebelumnya, sebagian pendukung Persela
sudah mengenakan kaos bertuliskan Huda dalam pertandingan Tribute To ChoirulHuda. Kaos Huda itu dengan berbagai variasi. Ada yang bertuliskan Choirul Huda
dan nomor 1, ada yang bertuliskan One Man One Club, dan masih banyak lagi.
Huda pantas menjadi legendaPersela. Dia tidak hanya sebagai satu –satunya pemain di tanah air yang tidak
pernah pindah klub sejak 1999 hingga 2017. Namun, dia juga pemain asli putra
daerah Lamongan.
Huda dibesarkan di Jalan
Ronggohadi Lamongan. Jalan ini berdekatan dengan Jalan Laras – Liris Lamongan,
tempat toko kaos polos Lamongan. Sama seperti anak – anak yang belum mengenal
jaman now, Huda kecil sering bermain bola. Lokasinya, Alun – Alun Kota Lamongan.
Ketika menginjak remaja, Huda
masih nyeker, tanpa alas kaki ketika bermain bola di lapangan yang dekat dengan
Masjid Agung Lamongan tersebut. Dia kemudian berminat bergabung di klub Merpati
Lamongan. Dinamai klub Merpati karena markas klub tersebut di Jalan Merpati.
Di klub ini, kemampuan Huda terasah. Di klub Merpati, juga pernah bergabung striker Persela di era divisi
II dan I, Eko Jhony Budiarto. Huda pun sering diajak mengikuti turnamen
antarkampung alias tarkam.
Sebelum direkrut pelatih yang
juga mantan striker timnas Mustaqim, untuk menghadapi kompetisi divisi II, Huda
bergabung dengan PS Kota lebih dulu.
Di awal bergabung dengan Persela,
nama Huda belum begitu meroket. Nama dia masih kalah pamor dengan Bambang HS.
Maklum, Bambang merupakan mantan penjaga gawang Petrokimia Putra. Di Persela,
Bambang HS sering dipanggil Rambo karena tubuhnya yang tinggi dan agak kekar,
serta berambut agak gondrong.
Nama Huda meroket ketika Persela melakoni kompetisi
divisi I. Huda kemudian sering menjadi pilihan pelatih, bahkan tak tergantikan
selama Persela melakoni kompetisi hingga Liga 1 2017. Meskipun dia harus
bersaing dengan penjaga gawang yang sudah punya nama waktu itu. Sebut saja, Erick
Ibrahim yang kini menjadi asisten pelatih penjaga gawang, dan Endra Prasetya, mantan
penjaga gawang Persebaya Surabaya. (*)
No comments:
Post a Comment